Oleh: Al Ustadz Ayip Syafruddin
Saat anak mampu berbicara, kenalkanlah pada kalimat tauhid La Ilaaha Illallah, Muhammad Rasulullah, ajari
cara mengucapkannya dengan talqin yaitu dengan cara orang tua
mengucapkan kalimat tauhid lalu anak menirukannya. Biasakan anak
mendengar kalimat thayyibah ( La ilaaha illallah). Dengan sering memperdengarkan kalimat tersebut diharap memudahkan anak untuk menirukannya.
Ajari juga anak mengenal Allah Ta’ala, seperti mengajari bahwa Allah
Ta’ala berada diatas langit, Allah Maha Melihat, Allah Maha Mendengar
apa saja yang dibicarakan manusia. Dengan ilmu Allah, Dia senantiasa
mengawasi makhluk-Nya. Demikian dijelaskan Ibnu Qayyim
Al-Jauziyah dalam Tuhfatul wadud bi Ahkamil Maulud.
Al-Jauziyah dalam Tuhfatul wadud bi Ahkamil Maulud.
Dalam hadits Mu’awiyyah bin Hakam As-Sulaimi radhiyallahu ‘anhu, melalui metode dialog, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam mengajari seorang budak anak wanita berkenaan tentang tauhid. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam
bertanya kepada anak wanita tersebut, “Dimana Allah?”. Anak wanita itu
pun menjawab “Allah di atas langit”. Kemudian beliau bertanya lagi,
“Siapa saya?” Jawab gadis belia, “Engkau Rasulullah (utusan Allah).”
Kemudian Rasulullah memerintahkan agar anak wanita itu dibebaskan dari
status budaknya, “Dia seorang mukminah”(HR: Abu Daud No.930) di
shahihkan Asy Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullah).
Begitulah metode belajar yang di contohkan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam,
ringan, mengalir dan tidak terkesan kaku. Metode demikian akan mampu
menggugah rasa keingin tahuan anak yang lebih luas dan dalam. Anak
dibawa untuk berfikir secara ramah dan tidak terkesan memaksa.
Mengajari tauhid merupakan metode para Nabi dan Rasul Allah. Para
Nabi dan Rasul Allah menyampaikan kepada ummat tentang tauhid. Bahkan,
menyampaikan masalah tauhid adalah perkara yang pertama dan utama,
karena dengan memahami dan meyakini perkara tauhid akan menjauhkan diri
dari kesyirikan.
Nabi Hud yang diutus kepada kaum ‘Ad, Nabi Shalih yang diutus kepada
kaum Tsamud, dan Nabi Syu’aib yang diutus kepada penduduk Madyan, mereka
semua para Nabi menyampaikan pesan dakwah tauhid,
أُعْبُدُ اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلآهٍ غَيْرُهُ
“Sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada ilah (sesembahan) bagimu (yang berhak diibadahi) selain-Nya.”(Al-A’raf: 65, 78, 85).
Demikian sunnah para nabi dan rasul, bersemangat dalam menyampaikan
dakwah tauhid. Tentu saja, anak yang merupakan buah hati jangan sampai
terlupakan untuk diajari tentang tauhid. Tanamkan iman didalam dadanya,
semoga sang anak tumbuh menjadi insan yang shalih serta senantiasa
mentauhidkan Rabb-nya. Amiin…
Wallahu A’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar